Friday, May 30, 2014

ATTACK ON TITAN TRIBUTE

Hy guys bagi kalian yang suka anime Shingeki no Kyojin, cobalah game ATTACK ON TITAN TRIBUTE
lihat scenshotnya:




Jika anda berminat download disini

Monday, May 26, 2014

KLASIFIKASI

Klasifikasi adalah pengelompokan aneka jenis hewan atau tumbuhan ke dalam kelompok tertentu. Pengelompokan ini disusun secara runtut sesuai dengan tingkatannya (hierarkinya), yaitu mulai dari yang lebih kecil tingkatannya hingga ke tingkatan yang lebih besar. Ilmu yang mempelajari prinsip dan cara klasifikasi makhluk hidup disebut taksonomi atau sistematik.
Prinsip dan cara mengelompokkan makhluk hidup menurut ilmu taksonomi adalah dengan membentuk takson. Takson adalah kelompok makhluk hidup yang anggotanya memiliki banyak persamaan ciri. Takson dibentuk dengan jalan mencandra objek atau makhluk hidup yang diteliti dengan mencari persamaan ciri maupun perbedaan yang dapat diamati.

Tujuan dan manfaat klasifikasi

Tujuan dari klasifikasi makhluk hidup adalah:
  • mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki
  • mendeskripsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk hidup dari jenis yang lain
  • mengetahui hubungan kekerabatan antarmakhluk hidup
  • memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya
Berdasarkan tujuan tersebut, sistem klasifikasi makhluk hidup memiliki manfaat seperti berikut.
  • Memudahkan kita dalam mempelajari makhluk hidup yang sangat beraneka ragam.
  • Mengetahui hubungan kekerabatan antara makhluk hidup satu dengan yang lain.

Macam klasifikasi makhluk hidup

Ada bermacam sistem klasifikasi makhluk hidup. Sistem klasifikasi ini berkembang mulai dari yang sederhana hingga berdasar sistem yang lebih modern.
1. Sistem artifisial / buatan
Sistem yang mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri yang ditetapkan oleh peneliti sendiri, misalnya, ukuran, bentuk, dan habitat makhluk hidup. Penganut sistem ini di antaranya Aristoteles dan Theophratus (370 SM).
2. Sistem natural / alami
Sistem yang mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri struktur tubuh eksternal (morfologi) dan struktur tubuh internal (anatomi) secara alamiah. Penganut sistem ini, di antaranya, Carolus Linnaeus (abad ke-18). Linnaeus berpendapat bahwa setiap tipe makhluk hidup mempunyai bentuk yang berbeda. Oleh karena itu, jika sejumlah makhluk hidup memiliki sejumlah ciri yang sama, berarti makhluk hidup tersebut sama spesiesnya. Dengan cara ini, Linnaeus dapat mengenal 10.000 jenis tanaman dan 4.000 jenis hewan.
3. Sistem modern (filogenetik)
Sistem klasifikasi makhluk hidup berdasarkan pada hubungan kekerabatan secara evolusioner. Beberapa parameter yang digunakan dalam klasifikasi ini adalah sebagai berikut:
  • Persamaan struktur tubuh dapat diketahui secara eksternal dan internal
  • Menggunakan biokimia perbandingan. Misalnya, hewan Limulus polyphemus, dahulu dimasukkan ke dalam golongan rajungan (Crab) karena bentuknya seperti rajungan, tetapi setelah dianalisis darahnya secara biokimia, terbukti bahwa hewan ini lebih dekat dengan laba-laba (Spider). Berdasarkan bukti ini, Limulus dimasukkan ke dalam golongan laba-laba.
  • Berdasarkan genetika modern. Gen dipergunakan juga untuk melakukan klasifikasi makhluk hidup. Adanya persamaan gen menunjukkan adanya kekerabatan.

Langkah-langkah klasifikasi

Langkah-langkah klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut:
<p>Your browser does not support iframes.</p>
1. mengidentifikasi objek berdasar ciri-ciri struktur tubuh makhluk hidup, misalnya, hewan atau tumbuhan yang sama jenis atau spesiesnya
2. setelah kelompok spesies terbentuk, dapat dibentuk kelompok-kelompok lain dari urutan tingkatan klasifikasi sebagai berikut.
  • Dua atau lebih spesies dengan ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson genus.
  • Beberapa genus yang memiliki ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson famili.
  • Beberapa famili dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson ordo.
  • Beberapa ordo dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson kelas.
  • Beberapa kelas dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson filum (untuk hewan) atau divisio (untuk tumbuhan).
Dengan cara tersebut terbentuklah urutan hierarki atau tingkatan klasifikasi makhluk hidup. Urutan klasifikasi dari tingkatan yang terbesar hingga terkecil adalah sebagai berikut:
1. kingdom (kerajaan)
2. divisio atau filum
3. kelas (classis)
4. ordo (bangsa)
5. famili (suku)
6. genus (marga)
7. spesies (jenis)
levels of classification Macam klasifikasi makhluk hidup
Contoh klasifikasi Harimau
Mengingat keperluannya, kadang-kadang di antara dua tingkatan terdapat sub-sub, seperti subkingdom, subfilum, subordo, dan subspesies. Demikian pula di bawah kelompok spesies masih ditempatkan kelompok varietas dan di bawah varietas terdapat strain. Semakin ke atas urutan tingkatan klasifikasi, hubungan kekerabatan makhluk hidup semakin jauh, sedangkan semakin ke bawah hubungan kekerabatannya semakin dekat.

Saturday, May 17, 2014

ALJABAR

A. BENTUK ALJABAR dan UNSUR-UNSURNYA


Bentuk ALJABAR adalah suatu bentuk matematika yang dalam penyajiannya memuat huruf-huruf untuk mewakili bilangan yang belum diketahui. Bentuk aljabar dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Hal-hal yang tidak diketahui seperti banyaknya bahan bakar minyak yang dibutuhkan sebuah bis dalam tiap minggu, jarak yang ditempuh dalam waktu tertentu, atau banyaknya makanan ternak yang dibutuhkan dalam 3 hari, dapat dicari dengan menggunakan aljabar.

A. UNSUR - UNSUR ALJABAR 
 1. Variabel, Konstanta, dan Faktor
Perhatikan bentuk aljabar 5x + 3y + 8x – 6y + 9. Pada bentuk aljabar tersebut, huruf x dan y disebut variabel. Variabel adalah lambang pengganti suatu bilangan yang belum diketahui nilainya dengan jelas. Variabel disebut juga peubah. Variabel biasanya dilambangkan dengan huruf kecil a, b, c, ..., z.
Adapun bilangan 9 pada bentuk aljabar di atas disebut konstanta. Konstanta adalah suku dari suatu bentuk aljabar yang berupa bilangan dan tidak memuat variabel. Jika suatu bilangan a dapat diubah menjadi a = p X q dengan a, p, q bilangan bulat, maka p dan q disebut faktor-faktor dari a.
Pada bentuk aljabar di atas, 5x dapat diuraikan sebagai 5x = 5 X x atau 5x = 1 X 5x. Jadi, faktor-faktor dari 5x adalah 1, 5, x, dan 5x. Adapun yang dimaksud koefisien adalah faktor konstanta dari suatu suku pada bentuk aljabar. Perhatikan koefisien masing-masing suku pada bentuk aljabar 5x + 3y + 8x – 6y + 9. Koefisien pada suku 5x adalah 5, pada suku 3y adalah 3, pada suku 8x adalah 8, dan pada suku –6y adalah –6.

2. Suku Sejenis dan Suku Tak Sejenis

a) Suku adalah variabel beserta koefisiennya atau konstanta pada bentuk aljabar yang dipisahkan oleh operasi jumlah atau selisih.
Suku-suku sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari masing-masing variabel yang sama. Contoh: 5x dan –2x, 3a2 dan a2, y dan 4y, ...
Suku tak sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari masing-masing variabel yang tidak sama. Contoh: 2x dan –3x2, –y dan –x3, 5x dan –2y, ...
b) Suku satu adalah bentuk aljabar yang tidak dihubungkan oleh operasi jumlah atau selisih. Contoh: 3x, 2a2, –4xy, ...
c) Suku dua adalah bentuk aljabar yang dihubungkan oleh satu operasi jumlah atau selisih. Contoh: 2x + 3, a2 – 4, 3x2 – 4x, ...
d) Suku tiga adalah bentuk aljabar yang dihubungkan oleh dua operasi jumlah atau selisih. Contoh: 2x2 – x + 1, 3x + y – xy, ...
Bentuk aljabar yang mempunyai lebih dari dua suku disebut suku banyak.
B. OPERASI HITUNG PADA ALJABAR
1. Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Aljabar
Pada bentuk aljabar, operasi penjumlahan dan pengurangan hanya dapat dilakukan pada suku-suku yang sejenis. Jumlahkan atau kurangkan koefisien pada suku-suku yang sejenis.
2. Perkalian
Perlu kalian ingat kembali bahwa pada perkalian bilangan bulat berlaku sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan, yaitu a X (b + c) = (a X b) + (a X c) dan sifat distributif perkalian terhadap pengurangan, yaitu a X (b – c) = (a X b) – (a X c), untuk setiap bilangan bulat a, b, dan c. Sifat ini juga berlaku pada perkalian bentuk aljabar.
3. Perpangkatan
Coba kalian ingat kembali operasi perpangkatan pada bilangan bulat. Operasi perpangkatan diartikan sebagai perkalian berulang dengan bilangan yang sama. Hal ini juga berlaku pada perpangkatan bentuk aljabar. Pada perpangkatan bentuk aljabar suku dua, koefisien tiap suku ditentukan menurut segitiga Pascal. Misalkan kita akan menentukan pola koefisien pada penjabaran bentuk aljabar suku dua (a + b)n, dengan n bilangan asli.
Perhatikan uraian berikut:

Pada segitiga Pascal tersebut, bilangan yang berada di bawahnya diperoleh dari penjumlahan bilangan yang berdekatan yang berada di atasnya.
4. Pembagian
Hasil bagi dua bentuk aljabar dapat kalian peroleh dengan menentukan terlebih dahulu faktor sekutu masing-masing bentuk aljabar tersebut, kemudian melakukan pembagian pada pembilang dan penyebutnya.
5. Substitusi pada Bentuk Aljabar
Nilai suatu bentuk aljabar dapat ditentukan dengan cara menyubstitusikan sebarang bilangan pada variabel-variabel bentuk aljabar tersebut.
6. Menentukan KPK dan FPB Bentuk Aljabar
Coba kalian ingat kembali cara menentukan KPK dan FPB dari dua atau lebih bilangan bulat. Hal itu juga berlaku pada bentuk aljabar. Untuk menentukan KPK dan FPB dari bentuk aljabar dapat dilakukan dengan menyatakan bentuk-bentuk aljabar tersebut menjadi perkalian faktor-faktor primanya. Perhatikan contoh berikut:
C. PECAHAN BENTUK ALJABAR
1. Menyederhanakan Pecahan Bentuk Aljabar
Suatu pecahan bentuk aljabar dikatakan paling sederhana apabila pembilang dan penyebutnya tidak mempunyai faktor persekutuan kecuali 1, dan penyebutnya tidak sama dengan nol. Untuk menyederhanakan pecahan bentuk aljabar dapat dilakukan dengan cara membagi pembilang dan penyebut pecahan tersebut dengan FPB dari keduanya.
2. Operasi Hitung Pecahan Aljabar dengan Penyebut Suku Tunggal
a. Penjumlahan dan pengurangan
Pada bab sebelumnya, kalian telah mengetahui bahwa hasil operasi penjumlahan dan pengurangan pada pecahan diperoleh dengan cara menyamakan penyebutnya, kemudian menjumlahkan atau mengurangkan pembilangnya. Kalian pasti juga masih ingat bahwa untuk menyamakan penyebut kedua pecahan, tentukan KPK dari penyebut-penyebutnya. Dengan cara yang sama, hal itu juga berlaku pada operasi penjumlahan dan pengurangan bentuk pecahan aljabar. Perhatikan contoh berikut:


b. Perkalian dan pembagian
Perkalian pecahan aljabar tidak jauh berbeda dengan perkalian bilangan pecahan. Perhatikan contoh berikut:
c. Perpangkatan pecahan bentuk aljabar
Operasi perpangkatan merupakan perkalian berulang dengan bilangan yang sama. Hal ini juga berlaku pada perpangkatan pecahan bentuk aljabar. Perhatikan contoh berikut:

MACAM-MACAM BANGUN DATAR

Jenis bangun datar bermacam-macam, antara lain persegi, persegi panjang, segitiga, jajar genjang, trapesium, layang-layang, belah ketupat, dan lingkaran.
Nama-nama Bangun Datar
·         Persegi Panjang, yaitu bangun datar yang mempunyai sisi berhadapan yang sama panjang, dan memiliki empat buah titik sudut siku-siku.
·         Persegi, yaitu persegi panjang yang semua sisinya sama panjang.
·         Segitiga, yaitu bangun datar yang terbentuk oleh tiga buah titik yang tidak segaris.. macam macamnya: segitiga sama sisi, segitiga sama kaki, segitiga siku-siku, segitiga sembarang
·         Jajar Genjang, yaitu segi empat yang sisinya sepasang-sepasang sama panjang dan sejajar.
·         Trapesium, yaitu segi empat yang memiliki tepat sepasang sisi yang sejajar.
·         Layang-layang, yaitu segi empat yang salah satu diagonalnya memotong tegak lurus sumbu diagonal lainnya.
·         Belah Ketupat, yaitu segi empat yang semua sisinya sama panjang dan kedua diagonalnya saling berpotongan tegak lurus.
·         Lingkaran, yaitu bangun datar yang terbentuk dari himpunan semua titik persekitaran yang mengelilingi suatu titik asal dengan jarak yang sama. jarak tersebut biasanya dinamakan r, atau radius, atau jari-jari.

Rumus Bangun Datar
  • Rumus Persegi
Luas = s x s = s2 ( Luas = ½ x diagonal (d) 1 x diagonal (d) 2, 'sudah dibuktikan' )
Keliling = 4 x s
dengan s = panjang sisi persegi
  • Rumus Persegi Panjang
Luas = p x l
p = Luas : lebar
l = Luas : panjang
Keliling = 2p + 2l = 2 x (p + l)
dengan p = panjang persegi panjang, dan l = lebar persegi panjang
  • Rumus Segitiga
Luas = ½ x a x t
dengan a = panjang alas segitiga, dan t = tinggi segitiga
Panjang sisi miring segitiga siku-siku dicari dengan rumus Phytagoras (A2 + B2 = C2)
  • Rumus Jajar Genjang
Luas = a x t
dengan a = panjang alas jajargenjang, dan t = tinggi jajargenjang
  • Rumus Trapesium
Luas = ½ x (s1 + s2) x t
dengan s1 dan s2 = sisi-sisi sejajar pada trapesium, dan t = tinggi trapesium
  • Rumus Layang-layang
Luas = ½ x diagonal (d) 1 x diagonal (d) 2
  • Rumus Belah Ketupat
Luas = ½ x diagonal (d) 1 x diagonal (d) 2
  • Rumus Lingkaran
Luas = π (pi) x jari-jari (r) 2
        = πr2
Sifat-sifat bangun datar
  • Layang-layang = terbagi atas 2 digonal yang berbeda ukurannya
  • Persegi = semua sisi-sisinya sama panjang, semua sudut sama besar, kedua diagonal berpotongan tegak lurus dan sama panjang.
  • Persegi panjang = sisi yang behadapan sama panjang, semua sudut sama besar
  • Belah ketupat = semua sisi-sisinya sama panjang, sudut yang berhadapan sama besar, kedua diagonalnya tidak sama panjang dan berpotongan tegak lurus.
  • Jajar genjang = sisi yang berhadapan sama panjang, sudut yang berhadapan sama besar
  • Lingkaran = memiliki simetri lipat dan simetri putar yang tak terhingga jumlahnya

Satuan-satuan yang biasanya digunakan adalah :
Satuan Panjang: kilometer (km), hektometer (hm), Decameter (dam), meter (m), desimeter (dm), centimeter (cm), Milimeter (mm) dll } dan Satuan Luas :{ kilometer persegi (km2), hektometer persegi (hm2/ hektar), meter persegi (m2), dll }.
Satuan Panjang biasa digunakan untuk panjang sisi-sisi bangun datar dan keliling bangun datar. Sedangkan Satuan Luas digunakan untuk luas bangun datar.

KARYA SASTRA

Menurut bentuknya, kesusastraan dibagi menjadi:

1.Puisi
Puisi adalah hasi cipta manusia yang terdiri atas satu atau beberapa lari (baris) yang memperlihatkan pertalian makna dan membentuk bait.
Keidahan puisi terletak pada persamaan bunyi (rima, sajak) dan iramanya.
Berdasarkan zamannya, puisi dapat dibagi menjadi:
1)Puisi Lama
Puisi lama ialah puisi yang sifatnya masih asli dan belum mendapat pengaruh dari barat.
Puisi lama meliputi: mantra, pantun, syair, bidal dan talibun.
(akan dibahas sendiri klik di arsip)
2)Puisi Baru
Puisi baru ialah puisi yang isi, bentuk, dan iramanya telah berubah dan isinyapun lebih luas dan lebih lincah.
Berdasarkan jumlah barisnya, puisi baru terbagi menjadi:
a.Distikhsan atau sajak dua seuntai
b.Terzina atau sajak tiga seuntai
c.Kuantren atau sajak empat seuntai
d.Kuint atau sajak lima seuntai
e.Sektet atau sajak enam seuntai
f.Septina atau sajak tujuh seuntai
g.Okta/stanza atau sajak 8 seuntai
h.Soneta sajak yang terdiri dari empat baris dan empat bait. 
Umumnya berpola 4-4-3-3
2.Prosa
Prosa adalah jenis karya sastra yang menggunakan bahasa yang panjang, bebas, rinci dalam teknik pengungkapannya.
Berdasarkan zamannya prosa dikelompokkan menjadi dua:
1)Prosa Lama
Prosa lama terdiri atas:
a.Hikayat
b.Cerita-cerita panji
c.Cerita berbingkai
d.Tambo
e.Dongeng 
(akan dijelaskan secara khusus klik di arsip dongeng)
2) Prosa baru
Prosa baru terdiri atas cerita rekaan (fiksi) dan prosa yang non fiksi (berisi fakta)
a.Cerita rekaan meliputi
-Roman
-Novel
-Cerpen 
b.Prosa nonfiksi meliputi:
*Biografi
*Kritik
*Esai 
3.Drama
Drama adalah karya yang ditulis dalam bentuk percakapan (dialog) yang dipertunjukkan oleh tokoh-tokoh di atas pentas. Drama digolongkan ke dalam beberapa bagian, yaitu drama dalam bentuk tertulis dan drama yang dipentaskan. Naskah drama biasanya mempergunakan kalimat-kalimat langsung yang lengkap dengan penjelasan tentang sikap, gerakan, latar, dan cara pengungkapan kalimat yang harus dilakukan para pelakunya.
Unsur-unsur drama yang membanru dalam pementasan, sebagai berikut:
1.Babak adalah bagian dari lakon drama.
2.Adegan adalah bagian dari pertunjukkan drama.
3.Prolog adalah kata pengantar atau pendahuluan sebuah lakon.
4.Dialog adalah percakapan di antara para pelaku atau pemain dalam sebuah pementasan.
1.Monolog adalah percakapan diantara para pelaku.
2.Epilog adalah kata penutup yang mengakhiri sebuah pertunjukkan drama.
3.Mimik adalah eksperesi raut wajah pemain untuk memberi gambaran emosi yang sesuai dengan jalan cerita. 
Jenis-jenis drama:
1.Tragedi drama yang diwarnai kesedihan.
2.Komedi ialah drama yang diwarnai kegembiraan (lucu)
3.Tragedy-komedi ialah drama yang lucu dan sedih
4.Pantonim ialah drama yang hanya menampilkan mimic dan gerak

TAJWID

Tajwid Hukum Bacaan Nun Mati Idhar, Idgham, Ikhfa dan iqlab

A. Hukum bacaan nun mati (نْ ) atau tanwin ( ً ٍ ٌ )
Nun mati/tanwin apabila bertemu dengan huruf-huruf hijaiyyah hukum bacaannya ada empat macam, yaitu: Idhhar, idgham, iqlab dan ikhfa.
1. Idhar ( إظْهَارٌ )
Idhar artinya jelas atau terang. Apabila ada nun mati/tanwin (/ نْ ً ٍ ٌ ) bertemu dengan salah satu huruf halqi hukum bacaannya disebut idhar.
Huruf-huruf halqi itu ada enam yaitu: ا ح خ ع غ ھ
Contoh bacaan idhar:
NoHurufNun mati (نْ)Tanwin (ً ٍ ٌ )
1
ا

مَنْ أمَنَ

  رَسُوْلٌ اَمِيْنٌ
2
ح

عَنْ حَرَامِكَ

نَارٌ حَامٍيَةٌ
3

خ


مَنْ خَشِيَ


ذَرَّةٍ خَبٍيْرٌ
4

ع


مِنْ عِلْمٍ


سَمٍيْعٌ عَلٍيْمٌ
5

غ


مِنْ غِلٍّ


اَجْرٌ غَيْرُ
6

ھ


مِنْ هَادٍ


جُرُفٍ هَارٍ
2. Idgham ( اِدْغَامٌ )
Idgham artinya memasukkan atau melebur. Apabila nun mati atau tanwin bertemu salah satu huruf dari huruf ي ن م و ل ر maka wajib dibaca idgham, cara membacanya seolah mentasydidkan nun mati/tanwin(نْ / ً ٍ ٌ ) ke dalam huruf hidup sesudahnya. Sehingga bunyi nun mati atau tawin tidak terdengar sama sekali.
Idgham terbagi menjadi dua macam, yaitu: idgham bighunnah dan idgham bila ghunnah.
a. Idgham bighunnah ( اِدْغَامٌ بِغُنَّةٍ )
Idgham bighunnah artinya memasukkan atau melebur dengan dengung (ghunnah) yaitu bila nun mati atau tanwin bertemu salah satu huruf idgham bighunnah yang empat yaitu:
Hukum bacaannya wajib dibaca berdengung (bighunnah) dengan meleburkan suara nun mati/tanwin ke dalam huruf yang ada di depannya.
Contoh bacaan idgham bighunnah:
noHurufNun mati (نْ)Tanwin ( ً ٍ ٌ )


1


ي


مَنْ يَقُوْلُ


يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ


2


ن


مِنْ نِعْمَةِ


حِكْمَةٍ نَافِعَةٍ


3


م


مِنْ مَسَدٍ


عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ


4


و


مِنْ وَرَاءِهِمْ


خَيْرٌ وَاَبْقَى
Ketentuan bacaan idgham bighunnah tidak berlaku lagi jika nun mati berada dalam satu kata. Hukum bacannya wajib dibaca idhar atau bunyi nun mati/tanwin dibaca jelas.
Contoh : قِنْوَانٌ ـ صِنْوَانٌ ـ دُنْيَا ـ بُنْيَانٌ
b. Idgham bilaghunnah ( اِدْغَامٌ بِلاَ غُنَّةٍ)
Idgham bilaghunnah artinya memasukkan atau melebur tanpa berdengung. Apabila nun mati atau tnwin bertemu dengan salah atu huruf idgham bilaghunnah yaitu ل ـ ر
Hukum bacaannya tidak boleh berdengung tetapi wajib melebur nun mati/tanwin ke dalam huruf sesudahnya.
Contoh bacaan idgham bilaghunnah:


No


Huruf
Nun mati (نْ)Tanwin ( ً ٍ ٌ )
1

ل


مِنْ لَدُنْكَ


هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ
2

ر


مِنْ رَبِّكَ


خَيْرٌ رَازِقِيْنَ
3. Iqlab ( اقلاب )
Iqlab artinya membalik atau mengganti. Apabila nun mati/tanwin bertemu dengan huruf ب, maka hukum bacaannya disebut iqlab. Cara membacanya adalah bunyi nun mati/ tanwin berubah menjadi bunyi mim ( مْ) Huruf iqlab hanya satu yaitu huruf ب
Contoh bacaan iqlab:

No

Huruf

Nun mati (نْ )

Tanwin (ً ٍ ٌ )


1


ب


مِنْ بَعْدِهِمْ


سَمِيْعٌ بَصِيْرٌ
4. Ikhfa ( اِخْفَاءٌ)
Ikhfa artinya menyamarkan/menyembunyikan bunyi nun mati atau tanwin. Maksudnya bunyi nun mati/ tanwin dibaca samar-samar antara jelas dan dengung, serta cara membacanya ditahan sejenak. Hukum bacaan disebut ikhfa apabila nun mati/tanwin bertemu dengan salah satu huruf ikhfa yang jumlahnya ada 15 yaitu:
ت ـ ث ـ ج ـ د ـ ذ ـ ز – س ـ ش ـ ص ـ ض ـ ط ـ ظ ـ ف ـ ق ـ ك
Contoh bacaan ikhfa:

No

Huruf

Nun mati (نْ )

Tanwin (ً ٍ ٌ )
1

ت


فَمَنْ تَبِعَ


جَنّتٍ تَجْرِى
2

ث


فَمَنْ ثَقُلَتْ


شِهَابٌ ثَاقِبٌ
3

ج


اِنْ جَاءَكُمْ


خَلْقٍ جَدِيْدٍ
4

د


اَنْدَادًا


دَكًّا دَكًّا
5

ذ


مِنْ ذَهَبٍ


نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ
6

ز


وَاَنْزَلْنَا


صَعِيْدًا زَلَقًا
7

س


أَلإِنْسَانُ


سَلمًا سَلمًا
8

ش


مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ


عَذَابٍ شَدِيْدٍ
9

ص


عَنْ صَلاَتِهِمْ


عَمَلاً صَالِحًا
10

ض


مَنْضُوْدٍ


مُسْفِرَةٌ ضَاحِكَةٌ
11

ط


مِنْ طَيِّبَاتٍ


بَلْدَةٌ طَيٍّبَةٌ
12

ظ


مِنْ ظُهُوْرِهِمْ


حُرَّاءً ظَاهِرَةً
13

ف


أَنْفُسِهِمْ


مُخْتَالٍ فَخُوْرٍ
14

ق


مِنْ قَبْلِ


رٍزْقًا قَالُوا
15

ك


مَنْ كَانَ يَرْجُو


نَاِصيَةٍ كَاذِبَةٍ
B. Hukum bacaan Mim Mati ( مْ )
Hukum mim mati merupakan salah satu dari ilmu tajwid sebagaimana halnya hukum nun mati.
Mim mati atau mim sukun (مْ) apabila bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah maka memiliki tiga hukum bacaan, yaitu ikhfa syafawi, idghom mimi dan idhar syafawi.
1. Ikhfa Syafawi (اِخْفَاء شَفَوِيّ)
Ikhfa Syafawi adalah menyembunyikan atau menyamarkan huruf mim.Hukum bacaan disebut ikhfa syafawi apabila mim mati atau mim sukun bertemu dengan huruf ba ( ب). Adapun cara membacanya harus dibunyikan samar-samar di bibir dan didengungkan.
Contoh:
Mim mati bertemu huruf ba’ : وَمَا لَهُمْ بِذَلِكَ
Mim mati bertemu huruf ba’ : تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ
2. Idghom Mimi ( اِدْغَامٌ مِيمِي)
Hukum bacaan disebut idgham mimi apabila mim sukun bertemu dengn mim yang sejenis. Cara membacanya adalah seperti menyuarakan mim rangkap atau ditasydidkan dan wajib dibaca dengung. Idgham mimi sering pula disebut idgham mitslain atau idgham mutamatsilain (idgham yang hurufnya serupa atau sejenis)
Contoh:
Mim mati bertemu huruf mim : وَمَا لَهُمْ مِنَ اللهِ
Mim mati bertemu huruf mim : اِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ
3. Idhar Syafawi (اِظْهَارْ شَفَوِيِّ)
Idhar syafawi artinya apabila mim mati bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah selain huruf mim dan ba’, maka hukum bacaannya disebut idhar syafawi. Cara membacanya bunyi mim disuarakan dengan terang dan jelas tanpa berdengung di bibir dengan mulut tertutup.
Huruf-huruf idhar syafawi jumlahnya ad 26 huruf, yaitu:
ا ـ ت ـ ث ـ ج ـ ح ـ خ ـ د ـ ذ ـ ر ـ ز ـ س ـ ش ـ ص
 ـ ض ـ ط ـ ظ ـ ع ـ غ ـ ف ـ ق ـ ك ـ ل ـ ن ـ وـ ھ -ي

No

huruf

kalimat

No

Huruf

Kalimat
1

ا


فَلَهُمْ اَجْرٌ
14

ض


وَامْضُوا
2

ت


جَنتٍ تَجْرِى
15

ط


لَهُم طَعَامٌ
3

ث


مَاءً ثَجَّاجًا
16

ظ


ظَنَنتُمْ ظَنَّ السَّوءِ
4

ج


خَلْقٍ جَدِيْدٍ
17

ع


وَلَهُمْ عَذَابٌ
5

ح


عَلَيْهِمْ حَافِظِيْنَ
18

غ


مَاءُكُمْ غَوْرًا
6

خ


هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ
19

ف


لَهُمْ فِيْهَا
7

د


لَهُمْ دَارالاَخِرَةِ
20

ق


رَأَوْهُمْ قَالُوْا
8

ذ


رَبُّكُمْ ذُوْا رَحْمَةٍ
21

ك


اِنَّهُمْ كَانُوا
9

ر


اِيْلفِهِمْ رِحْلَةَ
22

ل


فَمَا لَهُمْ لاَ يُؤْمِنُوْنَ
10

ز


اَمْ زَيَّنّا السَمَاء
23

ن


اَلَمْ نَجْعَلْ
11

س


فَوْقَكُمْ سَبْعًا
24

و


عَلَيْهِمْ وَلاَهُمْ يَحْزَنُونَ
12

ش


هُمْ شَرُّ البَرِيَّةِ
25

ھ


اَمْهِلْهُمْ رُوَيْدًا
13

ص


اِنْ كُنْتُمْ صَادِقِيْنَ
26

ي


مَالَم يَعْلَمْ

EKOSOSTEM

I. KOMPONEN EKOSISTEM
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup  dengan komponen abiotiknya dalam satu kesatuan tempat hidup. Jadi komponen ekosistem ada dua,  yaitu komponen biotik (makhluk hidup) dan komponen abiotik (benda tak hidup).
Komponen biotik ekosistem terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme. Berdasarkan fungsinya dalam ekosistem, komponen biotik ini dibedakan menjadi  :
PRODUSEN, merupakan sekelompok organisme yang dapat membuat makanan sendiri. Contohnya adalah tumbuhan hijau  yang dapat menghasilkan makanan sendiri melalui fotosintesis.
KONSUMEN,  merupakan organisme yang tidak dapat membuat makanan sendiri sehingga tergantung pada organisme lain. Konsumen dibedakan menjadi
-          Konsumen tingkat I, yaitu organisme yang memakan produsen.
-          Konsumen tingkat II, yaitu organisme yang memakan konsumen tingkat               I.
-          Konsumen tingkat III, yaitu organisme yang memakan konsumen tingkat II dan seterusnya.
Berdasarkan jenis makanannya, konsumen dibedakan  menjadi :
-          Herbivora (hewan pemakan tumbuhan)
-          Karnivora (hewan pemakan daging)
-          Omnivora (hewan pemakan segala)
PENGURAI  (DEKOMPOSER), merupakan makhluk hidup yang menguraikan  zat-zat organic pada sampah atau makhluk hidup lain yang telah mati.
Komponen abiotic terdiri dari semua benda tak hidup  yang berada di sekitar makhluk hidup.  Contohnya : air,  tanah, udara, cahaya matahari, suhu dan kelembaban.
II. SATUAN-SATUAN EKOSISTEM
Ekosistem tersusun atas satuan makhluk hidup, yaitu :
INDIVIDU,  yaitu makhluk hidup tunggal. Contohnya seekor kucing, seekor ayam dan sebatang pohon manga.
POPULASI, yaitu sekelompok individu sejenis yang menempati daerah tertentu. Contohnya populasi ikan gurami di kolam, populasi bunga mawar di kebun bunga,  dan populasi  orang utan di hutan.
KOMUNITAS, yaitu seluruh populasi makhluk hidup yang hidup di suatu daerah tertentu. Contohnya  komunitas terumbu karang di laut.
III. HUBUNGAN ANTAR KOMPONEN EKOSISTEM
Di dalam ekosistem terjadi hubungan  saling ketergantungan antar komponennya. Hubungan saling ketergantungan tersebut terjadi antara :
  1. 1.      Komponen biotik dengan komponen abiotic, misalnya kandungan nutrisi tanah akan berpengaruh terhadap tumbuhan yang ditanam di tanah tersebut. Tumbuhan dapat hidup apabila  tanahnya mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tumbuhan.
  2. 2.      Komponen biotik dengan komponen biotik lainnya (produsen, konsumen dan pengurai), misalnya terjadinya peristiwa makan dan dimakan pada rantai makanan. Kumpulan  beberapa rantai makanan akan membentuk jaring-jaring makanan. Pada rantai makanan juga terjadi  perpindahan energi dari makhluk hidup yang satu  ke makhluk hidup yang lain.
IV. MACAM-MACAM EKOSISTEM
Macam-macam ekosistem berdasarkan proses terbentuknya :
  1. a.      Ekosistem alami yaitu  ekosistem yang terbentuk secara alami  tanpa campur tangan manusia. Contoh : ekosistem hutan tropis
  2. b.      Ekosistem buatan yaitu ekositem yang sengaja dibuat oleh manusia. Contoh : ekosistem sawah
Macam-macam ekosistem berdasarkan habitatnya :
  1. a.      Ekosistem darat atau terrestrial
  2. b.      Ekosistem perairan atau aquatic
Macam-macam ekosistem perairan berdasarkan kadar garamnya dibedakan menjadi :
  1. a.      Ekosistem air tawar,  yaitu yang memiliki  kadar garam rendah.
  2. b.      Ekosistem marine, yaitu yang memiliki kadar garam tinggi.
  3. c.       Ekosistem estuarine, yaitu yang terbentuk karena bercampurnya  air laut dengan air tawar.
V. POLA INTERAKSI ORGANISME
Simbiosis adalah  pola hidup antar dua makhluk hidup  dalam suatu ekosistem yang dapat terjadi interaksi.  Jadi sismbiosis juga berarti  suatu kehidupan bersama  antara dua organisme  dari jenis yang berbeda.
  1. a.      Simbiosis mutualisme : terjadi bila dua jenis makhluk hidup berinteraksi yang saling menguntungkan.
Contoh :
-          Bunga dan lebah
-          Lichenes (lumut kerak) : hidup bersama antara ganggang dan jamur
-          Bakteri Escherichia coli di usus besar manusia
  1. b.      Simbiosis parasitisme : pola interaksi dari dua makhluk hidup, yang satu mendapat keuntungan, sedang yang lain mendapat kerugian.
Contoh :
-          Benalu pada tumbuhan inangnya
-          Nyamuk dan manusia
-          Cacing pita pada manusia
  1. c.       Simbiosis komensalisme : terjadi bila dua jenis makhluk hidup, salah satunya  memperoleh keuntungan dan yang lain tidak merugi tetapi juga tidak untung.
Contoh :
-          Ikan remora dan ikan hiu
-          Anggrek dengan pohon yang ditumpanginya